Pembaca Budiman

Senin, 24 Desember 2012

Ramalan Kiamat yang GAGAL

Kontroversi kiamat memanas menjelang 21 Desember 2012 kemarin. namun toh kenyataannya tidak terjadi apa-apa. justru, langit terlihat begitu cerah :)

Kabar kontroversi ini bukan muncul tidak selama beberapa tahun belakangan. Bahkan, banyak ramalan kiamat akan terjadi tahun ini sejak masa yang jauh sebelum Masehi. Sebut saja beberapa suku di benua Amerika seperti Maya. Suku ini telah membuat catatan cukup menggemparkan dunia tentang kiamat. 

Saking gemparnya, beberapa negara maju sudah membuat persiapan untuk menghadapi kiamat. Sebut saja Amerika Serikat. Negeri 'Paman Sam' ini rela menghabiskan dananya demi membangun bunker-bunker yang akan digunakan untuk menyelamatkan warganya. Tetapi, apakah kebenaran dari berbagai ramalan itu bisa dipegang? Yang jelas, hingga saat ini belum ada bukti otentik yang bisa dipakai untuk menyatakan dunia akan kiamat. 

Berikut sejumlah ramalan tentang kiamat yang, bisa dikatakan, gagal. 

 1. Ramalan Suku Maya 
Suku Maya meramalkan kiamat berdasarkan Kalender Hitungan Panjang Maya. Kalender ini merentang selama 5125 tahun dan akan berakhir pada 23 Desember 2012. Pada tanggal itu, Suku Maya menyatakan umur dunia berakhir, sesuai dengan berakhirnya kalender itu. Namun demikian, ramalan itu dibantah oleh generasi Maya modern. Mereka lantas tidak menaruh perhatian khusus terhadap 2012. 

2. Ramalan Bangsa Sumeria 
Bangsa Sumeria meramalkan kiamat akan terjadi di tahun 2012 dengan menggunakan perhitungan yang dikenal dengan sistem bilangan seksagesimal. Dalam sistem itu, disebutkan adanya satu siklus perputaran sebuah planet Nibiru. Planet Nibiru disebut sebagai kembaran matahari yang gelap dengan ukuran yang jauh lebih besar daripada bumi. Planet ini akan menabrak bumi dengan sangat dahsyat. Siklus planet Nibiru berulang setiap 3661 tahun. Tahun ini diperkirakan siklus itu akan kembali terjadi pada Desember 2012. 

3. Ramalan Nostradamus 
Seorang penyair dari Perancis, Nostradamus, turut membuat ramalan tentang kiamat akan jatuh di tahun 2012. Ramalan ini tertuang dalam salah satu karyanya berjudul "Les Propheties". Dalam karya itu, Nostradamus menyatakan akan ada gunung tujuh besar dengan bentuk gulungan panjang menabrak Aegea atau laut Ionia. Para ilmuwan lantas menafsirkan gunung itu dengan asteroid Toutatis karena dinilai memiliki kemiripan dengan ungkapan Nostradamus. Asteroid ini diperkirakan akan melintas dekat dengan bumi pada 12 Desember 2012. Setelah itu, akan disusul dengan kedatangan Planet X yang dapat menyebabkan bumi mengalami bencana hingga Juli 2013. 

4. Ramalan Jayabaya Jayabaya dikenal sebagai raja sekaligus pujangga yang memerintah kerajaan Kediri pada tahun 1135 hingga 1157 Masehi. Jayabaya begitu terkenal karena turut serta membuat ramalan tentang jatuhnya kiamat dalam karyanya 'Jangka Jayabaya'. Dalam karya itu, Jayabaya tidak menyebut kapan kiamat akan datang. Jayabaya hanya menyiratkan kiamat akan terjadi dengan 215 pertanda. Di antara sekian pertanda itu, terdapat lima pertanda yang cukup relevan dengan kondisi kekinian. Lima pertanda itu adalah "besuk yen wis ana kreta tanpa jaran (Kelak jika sudah ada kereta tanpa kuda), tanah Jawa kalungan wesi (Pulau Jawa berkalung besi), Perahu mlaku ing dhuwur awang-awang (Perahu berlayar di langit), kali ilang kedhunge (Sungai kehilangan lubuk alias banjir), pasar ilang kumandhang (pasar kehilangan suara). 

5. Ramalan I Ching Bangsa Cina juga memiliki ramalan kiamat akan terjadi pada 22 Desember 2012. Ramalan itu termuat dalam naskah kuno yang diterbitkan sekitar 3000-an tahun lalu dengan judul 'I Ching'. Kitab I Ching berisi kumpulan kebijakan Cina Kuno. Hingga kini, kitab itu masih terus dikaji oleh para akademisi. 

6. Ramalan Suku Maori Suku Maori merupakan suku asli Selandia Baru. Suku ini juga meramalkan kiamat terjadi tahun ini. Dalam legenda Maori, terdapat dua tokoh yakni Rangi sebagai personifikasi langit dan Papa sebagai personifikasi bumi. Suatu saat, kedua tokoh ini akan bertemu setelah terpisah sangat lama dan menghimpit anak-anaknya. Pertemuan itu diperkirakan akan terjadi tahun 2012 ini. 

source : merdeka,com

Sebuah opini tentang Menyontek

Assalamualaikum bloggers, apa kabar? 

setelah sekian lama akhirnya punya waktu lagi untuk ngepost (selalu begini) hehehe... Ternyata untuk bisa konsisten dalam ngeblog bukan hal yang mudah. apalagi sekarang saya sudah tidak bisa 24 jam berhadapan dengan komputer dan sejenisnya, hehehe...

 oh iya, sekarang saya lagi dalam masa Ujian Tengah Semester(MID) di perguruan tinggi. seperti biasa, beberapa hari harus lebih akrab dengan diktat kuliah atau tugas-tugas pendamping pelengkap MID. melelahkan tapi menyenangkan. mungkin karena saya suka belajar :) 

Bicara tentang Ujian, kita semua tahu, momok ujian di negara kita tercinta ini. Ujian selalu jadi ajang uji kecerdasan. baik itu kecerdasan sesungguhnya mengenai pengetahuan atau satu lagi jenis kecerdasan yang sebenarnya sedikit banyak bisa dibilang menyimpang. apa itu? kecerdasan "cheating" atau menyontek. ^_^ 

sejak saya masih duduk di bangku SD sampai sekarang sudah jadi mahasiswa semester 3, rasanya saya belum pernah menemukan sebuah ujian yang memang "fair". yang benar-benar mengenai menguji kemampuan dan pengetahuan. salah siapa? salah siswa yang punya skill menyontekkah? salah siswa yang lain kah? atau coba kita tengok sisi lain, salah pengawas ujian yang "memanjakan"kah? mari kita bahas... 

Menyontek... hmm, bukan kata baru yah? tentu saja, dari siswa paling kecil yang masih di kelas nol besar sampai seorang prof sekalipun pasti kenal dengan kata ini. dan bohong kalau ada yang tak pernah melakukannya(saya juga pernah) hehehe... apa alasan pelajar menyontek? jawabannya simple. karena TIDAK BERUSAHA BELAJAR. apa hanya itu? ada juga yang beralasan, sudah belajar tapi tetap saja tidak bisa. ah masa sih? :) 

TIDAK BERUSAHA BELAJAR. aduuh, kenapa tidak berusaha belajar? bukankah tugas seorang pelajar memang belajar? lantas, mengapa tidak belajar? ada yang bilang, "ah, belajar itu gak penting, selagi masih muda mending nikmatin hidup", atau "udah belajar kok, tapi tetep aja gak ngerti", atau yang paling klasik "gak suka pelajarannya"...

saya kurang setuju dengan hal ini. bukannya mau muna atau sok alim, tapi rasanya nurani menentang aja dengan budaya yang satu ini. saya juga gak bisa bilang saya gak pernah nyontek, tapi setidaknya untuk beberapa tahun ini saya masih bertahan dengan kejujuran yang saya junjung tinggi sejak kecil (hasil didikan sekolah militer hiihihih)

Saya pernah menyontek. itu saya lakukan karena saya merasa tidak percaya diri dengan kemampuan saya. saya fikir, kalau saya tidak menyontek, saya pasti akan kalah dalam masalah nilai,dibandingkan dengan mereka yang punya "skill" menyontek. tentu saya akan merasa sebal bila kenyataannya seperti itu. tidak adil bukan? itu fikiran saya dulu.

saya mencoba menyontek. tetapi ternyata saya terlalu bodoh untuk bisa menyontek di saat ujian, saya grogi-an hehehe... dan rasanya seperti menipu diri sendiri... tidak, bukan hanya diri sendiri tetapi juga menipu kepercayaan orang tua. orang tua yang menginvestasikan 70% penghasilannya untuk pendidikan anaknya. apa pantas saya hanya ke sekolah untuk bisa hebat dalam menyontek? tentu TIDAK SAMA SEKALI...

itu yang jadi pertentangan dalam kepala saya saat itu. betapa susahnya orang tua banting tulang, siang dan malam hanya demi mengumpulkan biaya untuk pendidikan kita, tetapi apa yang kita lakukan? datang ke sekolah hanya sebagai formalitas, duduk mendengarkan ceramah pelajaran sebagai suatu kewajiaban, membicarakan hal yang tidak penting jadi suatu keharusan, lalu mengasah skill menipu dalam ujian? itukah? 

kalau iya, coba bayangkan betapa sia-sianya pengorbanan mereka...

 saya mungkin sedikit lebih kritis tentang hal ini. mengingat betapa sulitnya untuk terus sekolah. bukan hanya karena biaya yang begitu mahal tetapi juga karena tidak ada dukungan dari orang tua. apalagi kalau teringat betapa susahnya perjuangan untuk bisa kuliah setahun yang lalu, rasanya betapa buruk jika yang bisa kulakukan hanya menyontek dan membawa pulang nol besar setiap hari tanpa pengetahuan sedikitpun...

kembali ke alasan awal, tidak berusaha belajar. kenapa? pelajarannya susah? toh yang buat pelajarannya kan manusia, kita apa? manusia juga kan? jadi? hanya perkara mereka lahir lebih dulu makanya tau lebih dulu. benar kan? :) atau mau bilang sibuk? sibuk ngapain sih? saya bahkan hanya punya satu atau dua jam perhari untuk konsentrasi belajar di luar sekolah/kampus. pulang ke rumah bantuin orang tua cari uang, giliran waktu luang ya di pakai buat istirahat, belum kalau ada tugas, tapi saya masih sempat untuk belajar. masih sanggup untuk bertahan tidak menyontek dalam ujian. 

kenapa coba? kalian mau bilang "ah kau sih memang cerdas?", tapi bukankah kita sama-sama makan nasi? kalua saya cerdas berarti kalian juga cerdas kan? hanya saja saya mau belajar lebih banyak...

tapi saya juga tidak bisa menyalahkan para pengguna media menyontek. bukan sepenuhnya salah kita kok... hehe *pembelaan* budaya ini juga lahir dari pengajar yang tidak realistis dalam membuat soal ujian. yang diajarin A yang ditanyain B, sumpek gak tuh? hehehe atau ketentuan penentuan kelulusan melalui ujian... gimana ceritanya masa belajar berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun dihabisin sama ujian beberapa menit? emang otak kita papan tulis berjalan yang mau bawa-bawa tulisan pelajaran segitu lama? ya gitu deh heheheh...

atau mungkin ada yang merasakan ketakutan seperti yang dulu sering saya rasakan,takut kalau kita yang jujur kalah dalam kuantitas dengan yang menyontek? yah kadang-kadang sih... tapi disatu sisi sebenarnya kita mendapatkan dua hal sekaligus, paket kejujuran dan pengetahuan yang orang lain tidak punya salah satu atau bahkan keduanya. penting ya? mungkin awalnya terasa gak penting, tapi lama kelamaan kita akan tau betapa pentingnya kedua hal itu. tenanglah, TUHAN TAK PERNAH TIDUR. Tuhan akan lebih menghargai hambaNYA yang jujur. percaya deh :)

jadi? ayolah teman, berhenti dari budaya menyontek. tidak ada yang tidak mungkin selama kita mau berusaha. selalu ada hikmah untuk orang yang berusaha. apalagi berusaha belajar. kasian orang tua sudah susah-susah cari uang tapi yang kita dapatkan hanya skill menipu... 


"Kejarlah mimpimu walau sampai ke langit, kalaupun meleset, setidaknya kau sudah ada di tempat yang tinggi"
"mungkin hidup mencetak banyak orang cerdas, lumayan banyak orang jujur, dan hanya segelintir yang punya keduanya"

 wassalam, ^_^